Jathil
Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau greget sang penari.Jathilan ini pada mulanya ditarikan oleh laki-laki yang halus, berparas ganteng atau mirip dengan wanita yang cantik. Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih feminin. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo lebih cenderung pada halus, lincah, genit. Hal ini didukung oleh pola ritmis gerak tari yang silih berganti antara irama mlaku (lugu) dan irama ngracik.
Warok
"Warok" yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentWarok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).[6]ang hidup yang baik.
Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus. Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang tidak terpisahkan dengan peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo. Warok adalah seorang yang betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin.
Barongan (Dadak merak)
Barongan
(Dadak merak) merupakan peralatan tari yang paling dominan dalam kesenian Reog
Ponorogo. Bagian-bagiannya antara lain; Kepala Harimau (caplokan),
terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit Harimau Gembong.
Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu
merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan
menggigit untaian manik - manik (tasbih). Krakap terbuat dari kain
beludru warna hitam disulam dengan monte, merupakan aksesoris dan tempat
menuliskan identitas group reog. [4]
Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter,
dan beratnya hampir 50 kilogram.
Klono Sewandono
Klono
Sewandono atau Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna yang
memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai
Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini
selalu membawa pusaka tersebut. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi
dirinya. Kegagahan sang Raja di gambarkan dalam gerak tari yang lincah serta
berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan
kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan Putri
(kekasihnya). Karena sang Raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan
tarinyapun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran.
Bujang Ganong (Ganongan)
Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah
salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni
bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di tunggu - tunggu oleh
penonton khususnya anak-anak. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang Patih
Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar